Artikel (4)
Berita (24)
Keagamaan (4)
Peny. Zakat&Wakaf (0)
Sie. Haji & Umroh (5)
Sie. Mapenda (5)
Sie. Pekapontren (2)
Sie. Penamas (0)
Sie. Urais (3)
Urusan Kepegawaian (0)
Urusan Keuangan (0)
Urusan Umum (5)














Senin, 27 September 2010 - 20:36:46 WIB
Presiden SBY Berharap Organisasi Keagamaan Menularkan Energi Positif
Diposting oleh : humas kemenag kab jombang
Kategori: Keagamaan - Dibaca: 65 kali






Tasikmalaya (Pinmas)., Jombang (Humas)--Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengharapkan seluruh organisasi keagamaan di Indonesia bersatu padu,
saling menghargai, menghormati satu dengan lainnya, dan menularkan energi
positif. Hal ini diperlukan untuk menghadapi tantangan bangsa yang makin berat
di abad ke-21 ini.



"Saya berharap organisasi keagamaan
memberi energi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata
Presiden SBY dalam sambutan pembukaan Muktamar XIV Persatuan Islam (Persis) di kompleks Masjid Aisyiah,
Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (25/9) pagi.



Energi positif itu salah satunya adalah dapat
berinvestasi melalui peran membangun akidah dan perilaku umat. "Kita
berharap Persis dapat mengembalikan energi positifnya untuk membangun
masyarakat Indonesia yang berkarakter, berahlak mulia, berbudi luhur, dan
berdaya saing," SBY menambahkan.



Presiden juga berharap Persis dapat
menjembatani peradaban Islam, Timur, dan Barat sehingga tercapai harmoni yang
menyejukkan. "Kita patut menghindari cara-cara kekerasan, sebab kekerasan
tidak akan pernah menyelesaikan masalah, justru akan membawa masalah baru yang
lebih rumit dan lebih kompleks," ujar Presiden SBY.



Pada September ini terjadi berbagai peristiwa
yang mengusik rasa keagamaan kita. Yang pertama, rencana pembakaran Alquran
oleh Pendeta Terry Jones dari Florida, AS. "Saya
dan segenap kaum muslim sangat terusik dengan rencana yang tidak dapat diterima
akal sehat itu," kata Presiden. Sebagai kepala negara dengan umat muslin
terbesar, SBY telah mengirim surat kepada pemerintah AS
dan Sekjen PBB untuk mencegah tindakan yang mengancam
keutuhan umat di dunia itu.



Peristiwa kedua, tindak kekerasan pada 12 September
2010, yakni penyerangan terhadap jemaat yang hendak beribadah. "Dalam
kesempatan ini saya ingin menegaskan kembali bahwa kebebasan beribadah dan
beragama, agama apapun, di negeri ini dilindungi," Kepala Negara
menegaskan.



Presiden mengingatkan bahwa pikiran dan
tindakan merusak adalah perbuatan yang tidak dapat dibenarkan. Sebaliknya yang
harus dilakukan adalah memastikan semua warga negara, tanpa kecuali,
mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum. "Semua warga negara juga
memiliki kewajiban yang sama untuk menghormati konstitusi dan undang-undang,
memelihara ketertiban umum, dan menjaga kerukunan serta toleransi," kata SBY.


Kepada para ulama Persis, Presiden berharap mereka
meningkatkan kualitas dakwah dengan memberikan perhatian besar pada visi
keislaman, kebangsaan, dan kesejahteraan. "Salurkan energi positif para
jankiah Persis untuk bersama dengan komponen bangsa lainnya mengatasi berbagai
masalah keumatan dan kebangsaan. Bangunlah terus kemitraan dengan pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan umat," Presiden menandaskan.
(presidensby.info/ ts)




Post Terkait






Komentar


Jumlah komentar : 0



Isi Komentar


Nama :
Website :
Komentar :
  
  (Masukkan 6 kode diatas)